BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia
analitik adalah mata kuliah yang sangat populer dan diajarkan pada berbagai
institusi pendidikan. Mata kuliah ini diajarkan pada tingkat 1 mulai pada tahun
pertama sampai tahun trakhir strata 1. Beberapa perkuliahan diperuntukkan bagi
mahasiswa bidang kimia, lainnya merupakan mata kuliah tambahan untuk mahasiswa
dalam bidang-bidang lainnya, seperti pertanian, biologi, teknik dan kedokteran.
Kami menyadari bahwa tidak ada suatu buku yang dapat dioptimasikan untuk semua
perkuliahan, apalagi mengakomodasi titik pandang dari semua dosen
(underwood,2001).
Pada
zaman dahulu, kimia bisa dibagi menjadi beberapa cabang yang jelas dan
terdefinisi dengan baik seperti, Kimia analitik, kimia anorganik, kimia
organik, kimia fisika dan biokimia. Meskipun kerap terjadi tumpang tindih
diantara berbagai katagori sederhana ini, tidaklah sulit untuk medefenisikan.
Cabang-cabang tersebut dalam istilah-istilah yang bisa diterima oleh sebagian
besar kimiawan. Artinya tidaklah sulit untuk menggolongkan ke dalam katagori
mana seorang kimiawan termasuk, dalam label seperti “kimiawan organik” biasanya
telah menyiratkan suatu gambaran yang sangat jelas mengenai bentuk penelitian
yang dikerjakan kimiawan itu (underwood, 2001).
Protein
merupakan senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida, peptide dan protein merupakan polimer kondensasi
asam amino dengan penghilang unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil
(underwood, 2001).
Hal
yang melatar belakangi praktikum ini adalah untuk mengetahui adanya ikatan
peptida dengan reaksi biuret dan ninhidrit, untuk mengetahui hal-hal yang dapat
merusak protein. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan ini mengingat
pentingnya struktur protein.
1.2 Tujuan
-
untuk
mengetahui adanya ikatan peptida dengan menggunakan pereaksi biuret dan
ninhidrin.
-
Untuk mengetahui adanya asam amino dengan menggunakan
pereaksi biuret dan ninhidrin.
-
Untuk membuktikan dan mengetahui hal–hal yang dapat
mendenaturasi protein (merusak protein).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kesetimbangan asam-basa merupakan suatu topik yang sangat penting dalam
kimia dan bidang-bidang lainnya yang mempergunakan kimia seperti, biologi,
kedokteran, dan pertamina. Titrasi yang melibatkan asam dan basa dipergunakan
secara luas dalam pengendalian analitik banyak produk komersial, dan dan
penguraian asam dan basa mempunyai pengruh yang penting atas proses-proses
metabolisme dalam sel hidup. Kesetimbangan asam basa, yang dibahas dalam
kuliah-kuliah kimia analitik, menawarkan mahasiswa yang tidak berpengalaman
suatu kesempatan untuk memperluas pemahaman mereka mengenai kesetimbangan kimia
dan memperoleh keyakinan dalam menerapkan pemahaman ini pada berbagai macam
masalah (underwood, 2001).
Asam amino adalah molekul biologis
yang penting yang berperan sebagai blok pembangun untuk peptid atau protein.
Asam ini mempunyai struktur umum:
Dimana “R”
adalah sebuah gugus organik yang berbeda dalam setiap asam amino. Perhatikan
bahwa grup NH2 terkait oleh atom kerbon yang berbatasan dengan grup
CO2H, untuk alasan ini molekul-molekul ini disebut asam amino alfa.
Ada 20 jenis asam amino yang telah teridentifikasi sebagai unit-unit dalam
protein tumbuhan dan hewani yang paling penting (underwood, 2001).
Karena
alasan asam amino mengandung baik gugus asam maupun basa, asam ini bersifat
amfoter dan cenderung untuk melakukan pemindahan proton dari gugus CO2H
ke NH2:
Kesetimbangan cenderung
berupa ion dipolar, yang disebut ion zwitter (underwood, 2001).
Dalam larutan asam kuat (PH rendah), asam amino terprotonasi dan
molekulnya bermuatan lebih positif. Dalam larutan basa kuat (PH tinggi),
molekulnya kehilangn proton dan bermuatan lebih negatif. Pada beberapa PH
sedang, yang disebut titik isoelektrik, molekulnya untuk bermuatan (underwod,
2001).
ALKOLOID
Banyak senyawa organik kompleks berupa
basa-basa lemah yang mengandung nitrogen muncul di ala mini. Beberapa dari
molekul ini memperagakan aktivitas biologis tertentu dalam manusia, dan banyak
juga yang telah terbukti sebagai bahan farmasi yang ampuh. Beberapa darinya
adalah obat-obat adiktif yang membuat kecanduan yang telah mengakibatkan banyak
masalah untuk masyarakat. Senyawa ini terkadang dinamakan alkaloid, biasanya
mengandung minimal satu lingkaran hetero siklik. Struktur-struktur dari
beberapa senyawa yang menarik digambarkan dibawah ini:
Koniin (coniine)
muncul pada cemara beracun, yang ekstraknya dilaporkan telah membunuh Socrates.
Nikotin mewakili sekitar 75% dari kandungan alkaloid dalam tembakau, kokain
didapat dari dedaunan semakcoca. Konsentrasi dari spesies H2A+,
HA, dan A- dapat dihitung dengan metode yang dibahas. H2A+
dapat di titrasi seperti asam diprotik lainnya, dan perhitungan dari PH adalah
sama seperti yang telah dibahas. Secara umum, nilai PKa1 dari
konjugat asam, H2A+ berada dalam skala sekitar 2 sampai
5, dan perubahan yang mencakup besar dari PH ini muncul pada titik ekuivalen
pertama. Nilai dari PKa2 biasanya dalam skala8 samapai 11dan
perubahan PH pada titrasi ini tidak layak untuk tujuan analisis ini (underwood,
2001).
Glisina sendiri adalah sebuah asam monoprotik dengan PKa sebesar 9,87.
Kurva titrasi dari asam ini tergambar, dimana terlihat bahwa titik akhirnya
tidaklah tajam. Alamnina (R = CH3) juga merupakan asam monoprotik
(PKa = 9,9) dan kurva titrasinya akan mempunyai bentuk yang sama seperti
glisina, garam dari alanina, dan hidroklorida :
(yang disebut
konjugat asam, H2A+, diatas), adalah sebuah asam diprotik
dengan PKa1 = 2,3 dan PKa2 = 9,9. Kurva titrasinya
ditunjukkan dalam gambar dimana dapat terlihat bahwa titik akhir pertamanya
tajam dan yang kedua tidak (underwood, 2001).
Sejauh ini, hanya asam monoprotik yang merupakan asam yang molekulnya
hanya dapat menyumbangkan satu ion hidrogen ke molekul penerima. Asam sulfat
adalah contoh yang terkenal dan penting. Asam ini bereaksi dalam dua tahap :
Tahap yang
pertama
H2SO4(aq) + H2O(l)
H3O+(aq) +
HSO4-(aq)
untuk memberikan
ion hidrogen sulfat, dan kemudian :
HSO4-(aq)
+ H2O(l) H3O+(aq) +
(SO42-)(aq)
Yang ditemukan
di amerika serikat (selatan). Senyawa ini menyebabkan ketergantungan dan
merupakan masalah utama dalam masyarakat sekarang ini. Alkaloid yang ditemukan
dalam fugus ergot berasal dari asam lisergat. Dietilamida dari asam lisergat,
biasanya disebut LSD, merupakan pembuat halusinasi yang kuat, yagn menghasilkan
keadaan kecanduan psikotik yang menyerupai schizophrenia (underwood, 2001).
Perhatikan bahwa semua senyawa ini mengandung minimal satu nitrogen
dengan pasangan electron-elektron yang tidsk terikat bersamaan. Kokain
mempunyai Kb sebesar 2,6 x 10-6. Setelah dekstrasi dari dedaunan
CoCa, kokain akan diisolasi dengan menambahkan asam klorida untuk membentuk
sebuah bubuk Kristal, kokain hidroklorida. Dalam bentuk ini kokain di kapalkan
ke Negara amerika selatan (underwood, 2001).
Meskipun titrasi sederhana asam-basa berawal pada jaman kuno, metode ini
masih dipergunakan untukmenguji kemurnian dari kebanyakan obat, baik obat yang
disalah gunakan maupun yang sah, metode lama tidak selalu ditinggalkan ketika
yang baru muncul dan titrasi asam-basa, apabila cocok untuk sampelnya, sangat
efektif dari segi biaya (underwood, 2001).
Kesetimbangan asam-basa dari asam amino terindikasi dibawah ini untuk
asam yang paling mudah, glisina (R=H) :
|
|
N+H3 CH2CO2H N+NH3 CH2CO2-
|
NH2 CH2CO2-
Asam
konjugat H2A+, adalah sebuah asam diprotik, dan terurai
sebagai berikut :
H2A+
+ H2O H3O+ + HA Ka1 =
[H3O+][HA]
[H2A+]
HA + H2O
H3O+
+ A- Ka2 =
[H3O+][A-]
[HA]
Ion hidrogen
sulfat adalah amfoter, yang berarti bahwa basa dalam reaksi pertama (dengan
asam konjugat) H2SO4 dan asam dalam reaksi kedua (dengan
basa konjugat SO4-). Dalam ionisasi yang pertama, H2SO4,
adalah asam kuat, tetapi hasil ionisasinya (HSO4-)
sendiri hanyalah asam lemah. H3O+ yang dihasilkan dalam
larutan H2SO4 terutama berasal dari ionisasi yang pertama
dan larutan mempunyai PH yang mendekati PH asam kuat mono protik dengan
konsentrasi yang sama. Namun dengan demikian, bila larutan ini bereaksi dengan basa
kuat kekuatan netralisasinya dua kali dibandingkan asam monoprotik dengan
konsentrasi yang sama, karena setiap mol asam sulfat dapat bereaksi dan
menetralisasi dua mol ion hidroksida (oxtoby, 1985).
Asam poliprotik lemah terionisasi dalam dua tahap atau lebih, contohnya
adalah asam karbonat (H2CO3), yang dibentuk dari CO2
yang tervotasi (air terkarbonasi) dan asam fosfat (H3PO4).
Asam karbonat dapat memberikan satu ion hydrogen untuk membentuk HCO-3
(ion hydrogen karbonat) atau dua ion hydrogen untuk membentuk CO32-
(ion karbonat). Asam fosfat terionisasi dalam tiga tahap, masing-masing
menghasilkan H2PO4-, HPO42-,
dan PO43-(oxtoby, 1985).
H2CO3(aq)
+ H2O(l) H3O+(aq) +
HCO3-(aq)
Dan
HCO3-(aq)
+ H2O(l) H3O+(aq)
+ CO32-(aq)
Dua
pengamatan penting dapat dibutuhkan :
1.
[H3O+] dalam dua kesetimbangan ionisasi adalah satu jenis
dan sama
2. Ka2 tetap dalam
dikatakan pasti lebih kecil dari pada Ka1 karena muatan yang
tertinggal akibat hilangnya ion hidrogen dalam ionisasi pertama menyebabkan ion
hidrogen kedua terikat lebih kuat. Perhitungan kesetimbangan simultan yang
lebih tepat mungkin akan rumit, perhitungan ini dapat disederhanakan
(oxtoby, 1985).
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Tabung Reaksi
- Pipert Tetes
- Water Bath
- Rak Tabung
- Gelas Kimia
- Penjepit Tabung
- Hot Plate
3.1.2 Bahan-bahan
- Biuret
- Ninhidrin
- Telur Ayam
- Susu Beruang
- Susu Ultra
- CuSO4
- NaOH
- Aquades
- Tissu
3.2
Prosedur Percobaan
3.2.1
Uji Biuret
-
Dipipet 2 tetes CuSO4.
-
Dimasukkan dalam tabung reaksi.
-
Ditambahkan 2 tetes NaOH, dihomogenkan.
-
Ditambahkan ke dalam campuran tersebut telur ayam.
-
Dilakukan perlakuan yang sama untuk bahan susu beruang
dan susu
Ultra.
- Dikocok, diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.
3.2.2
Uji Ninhidrit
- Dipipet
5 tetes telur.
- Dimasukkan
dalam tabung reaksi
- Ditambahkan
kedalamnya 3 tetes ninhidrit, dihomogenkan
- Dilakukan perlakuan yang sama untuk bahan
– bahan susu beruang
dan susu ultra.
- Dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi.
- Bandingkan pengamatan antara pemanasan dan
tanpa pemanasan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
NO
|
Sampel
|
Biuret
|
Ninhidrit
|
Ninhidrit
setelahdipanaskan
|
1
|
Telur Ayam
|
+
|
-
|
+
|
2
|
Susu Beruang
|
+
|
-
|
+
|
3
|
Susu Ultra
|
+
|
-
|
+
|
4.2 Reaksi – reaksi
4.2.1 Reaksi
protein (putih telur, telur keong, susu sapi, perasan tahu) dengan biuret.
CuSO4 + 2NaOH Na2SO4
+ Cu(OH)2
4.2.2 Reaksi Protein + Biuret
+
H2O
4.2.3
Reaksi Asam amino + Biuret
4.2.4 Reaksi Ninhidrit + Asam amino
4.3 Pembahasan
Dalam praktikum ikatan peptida,
terdapat pengertian asam amino sesuai dengan namanya terdiri dari gugus asam
COOH dan gugus amino (NH3). Apabila protein dihidrolisis didapatlah
asam amino beberapa pada atom karbon alfa (a) yaitu disebelah gugus karboksi:
Suatu protein merupakan biopolimer
yang terdiri atas banyaknya asam amino yang berhubungan satu dengan lainnya
lewat ikatan amida (peptida) sedangkan ikatan peptida itu terbentuk akibat
ikatan amida yang manautkan dua asam amino antara gugus (NH2) dari
asam amino yang satu dengan gugus karbonil (COOH) dari asam amino yang lain.
Seperti contoh berikut ini :
Asam amino memiliki
sifat amfoter yaitu dapat bersifat asam maupun basa. Sehingga bila direaksikan
dengan asam maka asam amino akan bermuatan positif (kation) bila direaksikan
dengan basa maka asam akan bermuatan negatif (anion).
1 Glisin 12.
Tirosin
2. Alanin 13
Triptofan
3. Valin 14.
Asam Aspartat
4. Leusin 15.
Asam Glutamat
5. Iso leusin 16.
Asparagina
6. Serin 17.
Glutamina
7. Treonin 18.
Lisina
8. Sistein 19.
Arginin
9. Metionin 20. Histidina
10. Prolin
11. Fenilalanin
Terdapat pengertian dari denaturasi protein merupakan perubahan-perubahan
yang dimana disebabkan pekanya protein terhadap panas, tekanan tinggi, alkali,
cuka, KI dan asam serta pereaksi-pereaksi lainnya. Denaturasi sering meliputi
perubahan-perubahan kimia dalam molekul protein disebabkan rusaknya unsur-unsur
hidrogen tertinggi dari protein.
Dalam praktikum kali ini
pembahasan hasil percobaan pertama pada metode biuret yang terjadi pada bahan
susu ultra, susu beruang, dan telur ayam. Perubahan warna yang terjadi menjadi
biru muda, hal ini disebabkan protein yang terkandung dalam susu ultra, susu
beruang, dan telur ayam dapat bereaksi dengan biuret dan hal ini juga
membuktikan adanya ikatan peptide (protein).
Dalam percobaan kedua dengan metode ninhidrit tanpa dipanaskan, tidak
terjadi reaksi terhadap bahan susu beruang, susu ultra dan telur yang dari
padanya fungsi ninhidrit adalah untuk mendeteksi asam amino. Ninhidrit tidak
dapat bereaksi dengan protein sebab protein memiliki 2 asam amino yang
terhubung.
Dalam praktikum kali ini terdapat fungsi perlakuanyaitu untuk membuktikan
bahwa dengan pemanasan dapat menyebabkan terjadinya denaturasi protein. Dalam
denaturasi protein, ketika susu ultra, susu beruang, dan telur ayam dipanaskan,
protein menjadi rusak, susu ultra, susu beruang dan telur ayam menggumpal
karena ikatan peptide pada protein terputus.
Beberapa prinsip percobaan dalam praktikum kali ini yaitu
mengidentifikasi asam amino dan protein denganbeberapa pereaksi tertentu yang
digunakan melalui beberapa tes yaitu tes biuret dan tes ninhidrin dengan
ditandai dengan adanya perubahan warna dan endapan yang menunjukkan bahwa
adanya reaksi uji posotif pada asam amino dan protein.
Berikut ini adalah beberapa fungsi reagen dalam praktikum kali ini yaitu
:
-
Dalam uji biuret, larutan protein dibuat dengan
alkali dengan NaOH ditambah denganCuSO4, fungsi NaOH adalah untuk
mencegah endapan Cu(OH)2, sedangkan CuSO4 berfungsi
sebagai donor Cu 2+.
-
Fungsi penambahan biuret untuk mendeteksi adanya
protein dalam larutan.
-
Fungsi penambahan ninhidrin untuk mendeteksi
adanya asam amino pada larutan
Terdapat
faktor kesalahan dalam praktikum kali ini terdapat dalam ikatan peptide yaitu :
-
Kesalahan praktikan dalam menambahkan larutan
sehingga terjadi reaksi yang salah.
-
Bahan percobaan yang telah tercampur larutan
lainnya sehingga hasil yang didapat tidak maksimal.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan Kimia Dasar II tentang Ikatan Peptida yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa :
-
Untuk
mengetahui adanya ikatan peptida digunakan protein dan asam amino dengan
pereduksi ninhidrin dan biuret. Reaksi protein (susu sapi, putih telur,
telur keong dan perasan tahu dengan biuret bereaksi membuktikan adanya ikatan
peptida dengan ninhidrin tidak. Reaksi
asam amino (serin dan alanin) dengan biuret tidak bereaksi karenakeduanya asam
amino.
-
Untuk
mengetahui adanya asam amino sigunakan pereaksi ninhidrin dan biuret : susu
ultra, susu beruang dan putih telur denganuji ninhidrit tidak berhasil, hal ini
membuktikan bahwa tidak adanya asam amino.
-
Hal - hal yang dapat mendenaturasi protein adalah
a. Ketika adanya penambahan asam kuat.
b. Protein (susu sapi)(putih telur) menjadi
rusak.
c. Ketika dilakukan pemanasan protein menjadi
rusak karena ikatan peptida terputus.
5.2 Saran
Dalam protein pembuktian asam amino
baiknya menggunakan jenis–jenis asam amino lainnya, seperti fenil alanin dan
firotesin.
DAFTAR PUSTAKA
Harjadi,w.1986.Ilmu
Kimia Analitik.Jakarta:Erlangga
Underwood,1984.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keempat.Jakarta:Erlangga
W,Oxtoby.David.Hp,Gills.norman.H.Nachtrieb.2001.Prinsip-prinsipKimia Modern Jilid 1 edisi ke
empat.Jakarta:Erlangga
1 komentar:
Caesars Casino and Racetrack – 2021 New Jersey Gambling
Caesars Resort Casino & Racetrack is the 우리카지노aprcasino latest casino novcasino in New https://oncasinos.info/ Jersey to undergo a comprehensive safety worrione review. oklahomacasinoguru.com The casino is owned by Caesars
Posting Komentar