Pendahuluan
Latar
belakang
Kehidupan manusia pada zaman
sekarang tidak dapat dapat dipisahkan dari bahan –bahan kimia. Hampir seluruh
bagian dari kehidupan manusia berhubungan sangat erat dengan bahan-bahan kimia.
Dalan bidang kehidupan rumah tangga, kesehatan, pertanian, makanan, dan lain
lain, hamper seluruhnya menggunakan bahan kimia.
Kita mengenal berbagai macam unsure
da senyawa. Tidak semua zat kimia yang ada di alam sudah berbentuk seperti zat
yang kita butuhkan , ada yang masih berbentuk campuran, padatan, gas, dan
larutan yang kita butuhkan namun memiliki konsentrasi yang tidak sesuai dengan
yang kita butuhkan.. Untuk mendapatkan larutan sesuai dengan yang dibutuhkan,
pelarutan zat padat atau gas ke dalam cairan dapat dilakukan. Selain pelarutan
ada juga pengenceran zat cair, yaitu untuk mendapatkan larutan dengan
konsentrasi yang lebih kecil dari suatu arutan dengan konsentrasi yang tinggi.
Pelarutan dan pengenceran ini sangat penting karena larutan dengan konsentrasi
tertentu sangat dibutuhkan, misalnya di dunia industri, larutan dengan
konsentrasi tertentu diperlukan untuk membuat produk yang tepat.
Larutan berasal dari pencampuran dua
zat atau lebih yang dalam proses pemcampuran komposisiny menjadi satu atau
disebut homogeny. Pembuatan larutan adalah salah satu keahlian yang harus
dimiliki seorang ahli kimia. Oleh karena itu praktikum tentang larutan ini
dilakukan.
Tujuan
1. Mendapatkan larutan dengan
konsentrasi tertentu
2. Agar dapat menggunakan alat ukur dengan
baik.
3. Mengetahui cara melakukan pelarutan
zat padat dan pengenceran zat cair.
BAb 2
tinjauan pustaka
Larutan adalah campuran dimana komponen komponennya menyatu
secara homogeny. Banyaknya molekul zat yang dapat larut tergantung dari sifat
zat pelarut, bahan yang terlarut, dan suhu. Larutandapat merupakan campuran
antara cairan dengan cairan xontohnya alkhol dengan air, padatan dengan cairan
contohnya garam dengan air, padatan dengan padatan contohnya karbon dengan
besi, dan gas dengan gas contohnya oksigen dengan karbon dioksida. Di dalam larutan terdapat zat pelarut dan
terlarut. Di dalam larutan tidak selalu hanya terdapat satu zat terlarut,
tetapi ada juga larutan yang terdiri dari beberapa zat terlarut. (Sarjoni
Basri, 2003)
Di dalam suatu larutan terdapat zat
terlarut atau biasa disebut solute dan zat pelarut atau biasa disebut solvent.
Solute adalah zat yang terlarut dalam zat lain yang disebut pelarut, dimana
solute tersebar secara merata atau homogen dalam pelarut, dalam bentuk molekul
atau ion, misalnya larutan garam. Dan solvent adalah senyawa yang dapat
melarutkan zat terlarut atau solute sehingga dapat menghasilkan campuran
larutan yang homogeny. Pelarut dapat bersifat polar dan non polar. Air sebagai
pelarut yang paling umum bersifat polar dan pelarut hidrokarbon bersifat non
polar. (Sarjoni Basri, 2003)
Dalam suatu larutan, komponen yang
memiliki jumlah lebih banyak disebut sebagai pelarut, sedangkan yang sedikit
disebut sebagai zat terlarut. Contoh larutan salah satunya adalah larutan garam
natrium klorida, air merupakan zat pelarut dan natrium klorida adalah zat
terlarut. Contoh lainnya adalah larutan asam sulfat, dimana air berperan
sebagai pelarut dan asam sulfat berperan sebagai zat terlarut. Peran air dalam
larutan tersebut adalah untuk melarutkan zat terlarut.
Satu senyawa dapat larut dalam
senyawa lain atau saling bercampur jika kedua zat tersebut bersifat sama, polar
dengan polar atau non polar dengan non polar.
Natrium klorida dan air sama-sama memiliki struktur yang polar sehingga
keduanya dapat bercampur. Sedangkan air dan minyak tidak dapat bersatu karena
air memiliki struktur polar sedangkan minyak memiliki struktur non polar.
Larutan termasuk dalam campuran homogeny, dimana dalam ilmu
kimia terdapat dua jenis campuran, yaitu campuran homogeny dan heterogen.
Berikut penjelasan mengenai campuran tersebut :
1. Campuran homogen : Campuran homogeny adalah campuran
yang tidak bias dibedakan antara zat-zat yang bercampur di dalamnya. Seluruh
bagian dari campuran itu bersifat homogeny, maksudnya adalah campuran memiliki
sifat yang sama di setiap bagiannya karena zat terlarut tersebar merata. Contoh
campuran homogeny di sekitar kita antara lain larutan garam,sirup,, dan
lain-lain
2. Campuran heterogen :Campuran heterogen adalah campuran yang
mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur satu dengan yang lainnya secara
sempurna sehingga dapa dilihat atau dapat diketahui perbedaan sifat-sifat
partikel dari masing-masing zat yang terdapat di dalam campuran. Contoh
campuran heterogen di sekitar kita antara lain campuran air dan pasir, campuran
air dengan minyak, campuran air dengan kapur, dan lain-lain.
Terkadang suatu campuran memiliki
partikel-partikel yang ukuran komponennya sangat kecil sehingga terlihat
seperti campuran homogeny meskipun sebenarnya campuran itu adalah campuran
heterogen. Hal ini dapat dilihat menggunakan mikroskop, dimana pada campuran
heterogen dapat terlihat jelas patrikel-partikel penyusunnya sedangkan pada
campuran yang homogeny walau dengan mikroskop partikel-partikel terlarutnya
tidak dapat dilihat lagi.
Larutan, suspense, dan koloid termasuk dalam campuran. Tetapi
ketiga jenis campuran ini memiliki sifat yang berbeda. Berikut penjelasan
mengenai ketiganya :
1. Larutan : larutan adalah campuran
homogeny, dimana campuran itu memiliki komposisi yang sama pada setiap
bagiannya. Komponen larutan terbagi atas pellarut dan zat terlarut.
2. Suspensi : Suspensi adalah campuran heterogen, dimana antara pada campuran
dapat dilihat zat terlarut dalam fase aslinya. Midsalnya campuran kapur dengan
air, kita masih dapat melihat kapur karena kapur tidak larut dalam air,berbeda
dengan air yang dicampur dengan natrium klorida dimana tidak dapat lagi dilihat
komponen natrium klorida ketika sudah dilarutkan.
3. Koloid : Koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspense. Secara kasat mata koloid tampak homogeny, namun
jika diamatti menggunakan mikroskopis ultra akan tampak heterogen atau masih
dapat dibedakan atas komponennya.
Ada lima factor yang mempengaruhi kelarutan, yaitu :
1. Suhu
Suhu berperan dalam kelarutan. Semakin tinggi suhu suatu larutan, semakin
besar kelarutan yang diperoleh. Contoh dari pengaruh suhu dalam kelarutan
adalah gula yan glebih mudah larut dalam air panas dibandingkan dengan gula yan
gdilarutkan dengan air dingin.
2. Tekanan
Selain suhu, tekanan juga
mempengaruhi kelarutan. Semakin tinggi tekanan yang diterima oleh larutan,
semakin banyak zat yang terlarut. Tekanan hanya berpengaruh untuk gas.
3. Luas permukaan zat terlarut
Zat padat yang memiliki luas
permukaan lebih kecil akan lebih cepat larut. Contohnya adalah kristal garam
natrium klorida lebih mudah larut dalam air dibandingkan kapur tulis karena
kapur tulis memiiki ukuran atau luas permukaan partikel yang lebih besar
dibandingkan natrium klorida.
4.
Kepolaran
Zat
memiliki kepolaran tertentu. Kepolaran berpengaruh pada kelarutan, dimana zat
yang bersifat polar akan lebih mudah larut dalam pelarut yang polar juga.
Begitu pula dengan zat yang bersifat non polar akan lebih mudah larut dalam pelarut
yang bersifat non polar juga. Dan zat yang bersifat polar akan sulit larut
dalam pelarut yang bersifat non polar, begitu pula sebaliknya. Contohnya adalah
garam natrium klorida yang bersifat polar akan lebih mudah larut dalam air yang
besifat polar juga.
Dan minyak goring yang bersifat non polar tidak akan larut dalam air yang
bersifat polar kecuali dengan bantuan zat lain.
Senyawa polar adalah senyawa yang
memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar. Sedangkan senyawa non
polar memiliki perbedaan keelektronegatifan yang relative kecil, bahkan
bernilai 0 untuk senyawa biner dwi atom seperti H2, N2, O2, dan golongan VIIA
lainnya. Senyawa polar dapat larut dalam pelarut air dan pelarut polar lain
sedangkan senyawa non polar tidak, senyawa polar memiliki kutub positif dan
negative akibat tidak meratanya distribusi electron sedangkan non polar tidak,
senyawa polar memiliki pasangan electron bebas. Contoh senyawa polar antara
lain HBr, HF, dan lain-lain. Contoh senyawa non polar antara lain, F2, O2, N2,
dan lain-lain.
Larutan
terbagi menjadi larutan pekat, larutan jenuh,dan larutan tak jenuh. Berikut
pengertiannya :
1. Larutan pekat adalah larutan yang
kadar zat terlarutnya lebih besar daripada kadar pelarutnya. Contohnya adalah
asam sulfat pekat, maksudnya adalah jumlah molekul asam sulfat yang terlarut
lebih besar daripada zat pelarut dalam larutan tersebut
2. Larutan jenuh adalah larutan yang
pada suhu tertentu di dalamnya terdapat zat terlarut dalam jumlah maksimum yang
jika ditambahkan lagi zat terlarut maka zat terlarut itu tidak akan larut.
3. Larutan tak jenuh adalah larutan yang
mengandung zat terlarut lebih sedikit daripada zat pelarutnya sehingga semua zat
terlarut bercampur secara sempurna dalam larutan.
Larutan
berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi :
1. Gas terlarut dalam pelarut gas,
contohnya semua campuran gas di udara bumi, dimana dalam udara di bumi ini
tersusun atas campuran 79% nitrogen dan 21% oksigen. Larutan tidak hanya
berbentuk larutan.
2. Gas terlarut dalam pelarut cair,
contohnya adalah karbondioksida yang larut dalam air.
3. Gas yang dalam pelarut padat,
contohnya hydrogen dalam platina
4. Cairan dalam pelarut cairan,
contohnya larutan alcohol dalam air, asam sulfat dalam air.
5. Cairan dalam pelarut padatan, contohnya cairan raksa dalam tembaga
6. Padatan dalam pelarut padatan, contohnya
perak dalam platina
7. Padatan dalam pelarut caitan,
contohnya kristal garam yang dilarutkan dalam air, gula yang dilarutkan dalam
air, dan lain-lain.
Konsentrasi larutan :
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam beberapa satuan :
1. Molaritas
Molaritas adalah jumlah
mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
M
= Jumlah mol zat terlarut
Volume
larutan (L)
2. Molalitas
Molalitas adalah jumlah
mol zat terlarut dalam 1 kilogram pelarut. Satuan molal tidak bergantung pada
suhu.
m = jumlah mol terlarut
Kilogram pelarut
3. Normalitas
Normalitas adalah jumlah
gram ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan.
N = n.M,
dimana M adalah molaritas, dan n adalah jumlah proton atau ion positif.
4. Fraksi mol
Fraksi mol adalah perbandingan
jumlah mol zat tertentu terhadap jumlah mol seluruh zat dalam larutan.
Xa = na
ntotal
5. Persen berat
Persen berat adalah
jumlah massa zat terlarut dalam jumlah massa larutan dikali seratus persen.
%berat = gram zat terlarut x 100%
Gram zat larutan
6. Persen volume
Persen volume adalah
jumlah volume zat terlarut dalam jumlah volume larutan dikali seratus persen.
%volume = volume zat terlarut x 100%
volume zat larutan
7. Persen berat per volume
Persen berat per volume
menyatakan gram zat terlarut per volume larutan.
Persen berat per volume = gram zat terlarut x 100%
mL larutan
8. Bagian persejuta
Bagian persejuta atau
part per million (ppm) adalah satu bagian zat terlarut dalam satu juta bagian
larutan.
Ppm = berat zat terlarut x
106
Berat
larutan
9. Bagian permiliar
Bagian permiliar atau
part per billion (ppb) adalah satu bagian zat terlarut dalam satu miliar bagian
larutan.
Ppb = berat zat terlarut x 109
Berat larutan
Metodologi
percobaan
Alat dan
bahan
Alat
Labu ukur
100ml, gelas ukur, gelas kimia 100ml, batang pengaduk, pipet tetes, neraca
analitik
Bahan
NaCl, H2SO4,
dan air
3.2 Prosedur
percobaan
1. Pelarutan
1. Ditimbang NaCl sebanyak 10,05
gram menggunakan alumunium foil dengan alat ukur neraca analitik
2. NaCl dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml kemudian
ditambahkan aquades secukupnya untuk melarutkan.
3. NaCl yang telah larut dimasukkan
ke dalam labu ukur100 ml kemudian ditambahkan aquades hingga volume larutan
menjadi 100 ml pada batas garis pada sisi labu ukur.
4. Labu ukur ditutup dan kemudian
dikocok.
2.
Pengenceran.
1. Diambil 25ml H2SO4 1M, dimasukkan
ke dalam labu ukur 100ml
2. Ditambahkan aquades hingga volume
menjadi 100ml.
3. Labu ukur ditutup dan kemudian
dikocok.
Bab 4 hasil
dan pembahasan
4.1 hasil
pengamatan
Liat table di buku laporan sementara
4.2
Perhitungan
Hitung gram Nacl sama volume H2SO4
yang dibutuhkan sama konsentrasi
4.3
Pembahasan
Pada praktikum kali ini terdapat dua
percobaan. Percobaan pertama adalah membuat larutan dari zat padat dimana NaCl
berfungsi sebagai zat padat yang akan dijadikan larutan dan air berfungsi untuk
melarutkan zat padat. Larutan adalah
…….., larutan termasuk dalam campuran, campuran adalah ….. Selain larutan,
suspense dan koloid juga termasuk dalam campuran. Suspense adalah … Koloid
adalah …. Perbedaan antara larutan, suspense, dan koloid adalah ……
Konsentrasi yang dicari adalah
berbentuk molar. Molaritas adalah ….. rumus dari molaritas adalah ….. Selain
molaritas ada satuan lain untuk menyatakan konsentrasi, diantaranya …..,
sebutkan dan jelaskan sama rumusnya liat di tinjauan pustaka. …..
NaCl ditimbang sebanyak 10,05 gram.
Fungsi penimbangan adalah untuk mendapatkan NaCl sesuai keperluan. NaCl
kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditimbahkan aquades kemudian diaduk.
Pengadukan berfungsi untuk melarutkan NaCl. Kemudian larutan dimasukkan ke
dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga volume menjadi 100ml. kemudian
dikocok. Fungsi labu ukur dikocok adalah untuk menghomogenkan larutan.
Didapatlah NaCl ….. M. Dalam percobaan ini pasti terdapat kesalahan,
diantaranya penggunaan neraca analitik yang kurang tepat dan pada penambahan
volume air terdapat kekurangan atau kelebihan. Demikian juga dengan peralatan
yang terbuat dari kaca. Pada label peralatan bisa saja tertulis volume 100ml,
namun sebenarnya volume alat itu lebih dari 100ml karena peralatan itu dapat
memuai.
Percobaan kedua adalah pengenceran
larutan yang sudah ada. Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari larutan yang sudah ada. Pada percobaan kedua digunakan H2SO4 sebagai
reagen yang akan diencerkan. Dan air akan digunakan sebagai zat untuk
menurunkan konsentrasi H2SO4. H2SO4 diukur sebanyak 25ml. Fungsi pengukuran
volume adalah untuk mendapatkan zat sesuai volume yang dibutuhkan. H2SO4
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga volume menjadi
100ml. Kemudian dikocok. Fungsi labu ukur dikocok adalah untuk menghomogenkan
larutan. Didapatlah H2SO4 …..M
BAb 5 penutup
Kesimpulan
1. Larutan dengan konsentrasi tertentu
berhasil didapatkan dimana pada larutan NaCl antara zat pelarut dan terlarut
saling bercampur seluruhnya sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi yang
diinginkan. Dan pada larutan H2SO4 antara H2SO4 dan aquades saling bercampur
seluruhnya, dan pada H2SO4 yang memiliki konsentrasi lebih kecil memiliki aroma
yang tidak sekuat aroma H2SO4 yang pekat
2. Dalam menggunakan gelas ukur pada
penghitungan volume H2SO4 dan aquades yang diperhatikan adalah meniscus bawah.
Begitu juga dengan labu ukur, yang dilihat adalah meniscus bawah. Dan pada
penggunaan neraca analitik …..
3. Pada pelarutan zat padat, berat zat
padat yang dibutuhkan dihitung terlebih dahulu. Kemudian zat padat ditimbang
dan dimasukkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades. Kemudian larutan
itu dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga tanda batas pada
labu ukur. Volume labu ukur yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Pada pengenceran zat cair, volume awal zat cair yang dibutuhkan dihitung
terlebih dahulu. Kemudian volume zat cair diukur menggunakan gelas ukur dan
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquades hingga tanda
batas pada labu uku. Volume lau ukur yang digunakan perlu diperhatika
5.2 saran
Ketika memindahkan
larutan baik dari gelas ukur ke gelas kimia, gelas kimia ke labu ukur, dan
lain-lain lebih baik menggunakan sarung tangan agar jika larutan tumpah tidak
terkena tangan.
Daftar pustakan
1. Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan.
Citra Aditya Bakti : Bandung
2. Basri, Sarjoni. 2003. Kamus Kimia. PT Rineka Cipta : Jakarta
3. Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Andi :
Yogyakarta
Huruf miring
di daftar pustaka tulis tangan digaris bawah aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar