Sabtu, 31 Mei 2014

Laporan Kunjungan Industri Chevron Santan Terminal

Lokasi Terminal SantanTerminal Santan terletak ± 160 Km di sebelah utara Balikpapan, ± 80 Km disebelah utara kota Samarinda dan  ± 40 Km di selatan Bontang, Kalimantan Timur. Terminal Santan terletak di darat dan termasuk dalam area produksi bagian utara dari Chevron Indonesia Company. Terminal Santan dibangun pada tahun 1971 dengan tujuan untuk memproses, menampung dan mengapalkan minyak bumi dari lapangan Attaka, Melahin, Kerindingan dan Serang, namun sejak tahun 1975 fasilitas terminal ini juga dimanfaatkan untuk tujuan yang sama dengan Vico dimana Chevron sebagai operatornya.
Pada tahun 1997 telah dibuka lapangan Santan (offshore) sebagai sumur baru. Selain lima unit tangki penampungan yang berkapasitas total 2,5 jutabarrel minyak, juga terdapat dua unit penampungan gas cair propane dengan kapasitas total 50.000 barrel dan dua buah unit penampungan butane dengan kapasitas total 30.000 barrel. Gas dan minyak bumi yang diolah di terminal Santan berasal dari STA field, gas Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang, dan Santan. Selain itu Chevron Santan Terminal juga menerima BRC (Bontang Return Condensate) dari LNG Bontang.
Cevron Santan Terminal Memiliki beberapa fasilitas, diantaranya yaitu Liuid Extraction (LEX) Plant, Crude Oil Processing Plant, Compressor Station, West Seno Onshore Facility, Tank Farm, Loading Facilities (LPG, Crude Oil and BRC) dan water treatment.
Proses :
Minyak bumi yang diterima dari STA Field, Attaka Field dan MKS (Melahin, Kerindingan dan Serang) Field masih berupa 3 (tiga) fasa, yaitu gas, minyak dan air. Kemudian dipisahkan di Three Face Separator dengan menggunakan  gaya grafitasi berdasarkan perbedaan massa jenis dari ketiga fase tersebut, dimana gas yang ringan berada di bagian atas, air yang berat berada dibagian bawah dan minyak berada ditengah. Namun sering kali minyak dan air sangat sulit dipisahkan karena terjadi emulsi. Oleh karena itu perlu ditambahkan zat kimia untuk memisahkan minyak dan air tersebut. Setelah ketiga fase tersebut dapat dipisahkan, maka fasa-fasa tersebut dialirkan ke masing-masing proses. Untuk gas ringan (Etana dan Metan) dikirim ke Stasiun Compressor Gas, untuk fase gas ke LEX (Liquid Extaction) Plant sedangkan Crude Oil masuk ke Process Plant.
Process Plant
Crude oil dari STA, Attaka dan MKS Field yang sudah melewati separator, di lakukan lagi proses di Process Plant. Pada proses ini dilakukan beberapa treatment agar minyak yang diperoleh dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan oleh pembeli. Pada Proses Plant terdapat beberapa sand trap yang berfungsi untuk mengurangi kadar pasir yang terdapat pada minyak dan terdapat beberapa water dumping untuk mengurangi kadar airnya. Kadar air dan pasir yang berlebih nantinya akan mengurangi kualitas dari minyak mentah sehingga mengurangi dari nilai dari minyak mentah tersebut. Selain mengurangi kadar air dan pasir, di Process Plant juga untuk mengeliminasi gas yang terkandung di minyak mentah. Yang kemudian dilanjutkan di LEX Plant. Sedangkan Minyak mentah yang sudah sesuai dengan spesifikasi, di tampung di Crude Oil Storage Tanks yang kemudian di distribusikan ke pembeli melalui kapal tangker.
LEX (Liquid Extraction) Plant
Gas yang diterima dari STA, Attaka dan MKS Field serta gas dari Process Plant di proses kembali di LEX Plant. Produk utama dari LEX Plant adalah Propana dan Butana. Unit utama dari LEX Plant adalah Demethanizer, Deethanizer, Depropanizer dan Debutanizer. Gas yang sudah dikondisikan sebelumnya di proses awal LEX Plant, yaitu didingankan dan dilakukan juga kompresi agas gas yang diterima menjadi cair. Kemudian gas cair tersebut dimasukkan di Demethanizer.
Demethanizer adalah unit yang digunakan untuk memisahkan metana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dengan syarat methana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari campuran tersebut. Pada Demathanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan temperatur yaitu pada titik didih metana, sehingga hanya gas metana yang keluar melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Deethanizer, namun sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan metana yang masih ada di gas cair ke Demethanizer sehingga gas cair yang masuk ke Deethanizer sudah bebas metana.
Deethanizer adalah unit yang digunakan untuk memisahkan etana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dengan syarat ethana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari campuran tersebut. Pada Deethanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan temperatur yaitu pada titik didih etana, sehingga hanya gas etana yang keluar melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Deethanizer, namun sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan etana yang masih ada di gas cair ke Deethanizer sehingga gas cair yang masuk ke Depropanizer sudah bebas etana.
Depropanizer adalah unit yang digunakan untuk memisahkan propana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dengan syarat propana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari campuran tersebut. Pada Depropanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan temperatur yaitu pada titik didih propana, sehingga hanya gas propana yang keluar melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Debutanizer, namun sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan propana yang masih ada di gas cair ke Depropanizer sehingga gas cair yang masuk ke Debutanizer sudah bebas propana. Kemudian gas propana yang dihasilkan di dinginkan dan dikompres untuk mengecilkan volumenya lalu disimpan di LPG Propane Storage Tanks.
Debutanizer adalah unit yang digunakan untuk memisahkan butana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih dengan syarat butana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari campuran tersebut. Pada Debutanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan temperatur yaitu pada titik didih butana, sehingga hanya gas butana yang keluar melalui gas keluaran sedangkan gas cair (Pentana Plus / Alkana dengan jumlah karbon > 4) diinjeksikan ke Crude Oil hasil pengolahan Process Plant kemudian di simpan di Crude Oil Storage Tanks, namun sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan butana yang masih ada di gas cair ke Depropanizer. Kemudian gas butana yang dihasilkan di dinginkan dan dikompres untuk mengecilkan volumenya lalu disimpan di LPG Butane Storage Tanks.
Dari proses di LEX Plant, terdapat gas residu yaitu berupa metana dan etana. Gas metana yang keluar dari unit Demethanizer dan gas etana yang keluar dari unit deethanizer kemudian diproses kembali di Compressor Station.
Compressor Station
Minyak bumi (Crude oil) yang diterima akan diolah di process plant agar memenuhi spesifikasiyang diinginkan oleh pembeli. Sebelum dikirim ke pembeli dengan menggunakan tanker, hasil pemrosesan di process plant dikirim ke storage tank. Storage tank untuk minyak, selain digunakan untuk minyak yang berasal dari process plant, juga digunakan untuk menyimpan minyak milik Vico yang berasal dari lapangan Badak. Gas yang diterima akan diolah di LEX plant, dengan produk utama berupa butana dan  propane.  Sebelum dikapalkan  ke konsumen,  propane dan butana ini disimpan di 4 buah sphere tank sevara terpisah. Hasil pengolahan LEX plant berupa pentane plus diinjeksikan ke crude oil hasil pengolahan process plant. Sedangkan produk methane dan ethane akan dikirimkan ke stasiun compressor gas. Selain minyak dan gas, terdapat tangki penyiapan untuk condensate yang berasal dari Bontang (BRC/ Bontang Return Condensate).
Jika ada terdeteksi kebakaran, maka seluruh proses di santan terminal ini secara otomatis akan berhenti secara otomatis


Tidak ada komentar: