Lokasi Terminal SantanTerminal Santan
terletak ± 160 Km di sebelah utara Balikpapan, ± 80 Km disebelah utara kota Samarinda dan ± 40 Km di selatan Bontang, Kalimantan Timur.
Terminal Santan terletak di darat dan termasuk dalam area produksi
bagian utara dari Chevron Indonesia
Company. Terminal Santan dibangun pada tahun 1971 dengan tujuan
untuk memproses, menampung dan mengapalkan minyak bumi dari lapangan
Attaka, Melahin, Kerindingan dan Serang, namun sejak tahun 1975 fasilitas
terminal ini juga dimanfaatkan untuk tujuan yang sama dengan Vico dimana
Chevron sebagai operatornya.
Pada tahun 1997 telah dibuka lapangan
Santan (offshore) sebagai sumur
baru. Selain lima unit tangki penampungan yang berkapasitas total 2,5
jutabarrel minyak, juga terdapat dua unit penampungan gas cair propane dengan kapasitas
total 50.000 barrel dan dua buah unit penampungan butane dengan kapasitas total
30.000 barrel. Gas dan minyak bumi yang diolah di terminal Santan berasal dari
STA field, gas Attaka, Melahin, Kerindingan, Serang, dan Santan. Selain itu
Chevron Santan Terminal juga menerima BRC (Bontang Return Condensate) dari LNG
Bontang.
Cevron Santan Terminal Memiliki beberapa
fasilitas, diantaranya yaitu Liuid Extraction (LEX) Plant, Crude Oil Processing
Plant, Compressor Station, West Seno Onshore Facility, Tank Farm, Loading
Facilities (LPG, Crude Oil and BRC) dan water treatment.
Proses :
Minyak bumi yang diterima dari STA Field,
Attaka Field dan MKS (Melahin, Kerindingan dan Serang) Field masih berupa 3
(tiga) fasa, yaitu gas, minyak dan air. Kemudian dipisahkan di Three Face Separator
dengan menggunakan gaya grafitasi
berdasarkan perbedaan massa jenis dari ketiga fase tersebut, dimana gas yang
ringan berada di bagian atas, air yang berat berada dibagian bawah dan minyak
berada ditengah. Namun sering kali minyak dan air sangat sulit dipisahkan
karena terjadi emulsi. Oleh karena itu perlu ditambahkan zat kimia untuk
memisahkan minyak dan air tersebut. Setelah ketiga fase tersebut dapat
dipisahkan, maka fasa-fasa tersebut dialirkan ke masing-masing proses. Untuk
gas ringan (Etana dan Metan) dikirim ke Stasiun Compressor Gas, untuk fase gas
ke LEX (Liquid Extaction) Plant sedangkan Crude Oil masuk ke Process Plant.
Process Plant
Crude oil dari STA, Attaka dan MKS Field yang
sudah melewati separator, di lakukan lagi proses di Process Plant. Pada proses
ini dilakukan beberapa treatment agar minyak yang diperoleh dapat memenuhi
spesifikasi yang diinginkan oleh pembeli. Pada Proses Plant terdapat beberapa
sand trap yang berfungsi untuk mengurangi kadar pasir yang terdapat pada minyak
dan terdapat beberapa water dumping untuk mengurangi kadar airnya. Kadar air
dan pasir yang berlebih nantinya akan mengurangi kualitas dari minyak mentah
sehingga mengurangi dari nilai dari minyak mentah tersebut. Selain mengurangi
kadar air dan pasir, di Process Plant juga untuk mengeliminasi gas yang
terkandung di minyak mentah. Yang kemudian dilanjutkan di LEX Plant. Sedangkan
Minyak mentah yang sudah sesuai dengan spesifikasi, di tampung di Crude Oil
Storage Tanks yang kemudian di distribusikan ke pembeli melalui kapal tangker.
LEX (Liquid Extraction)
Plant
Gas yang diterima dari STA, Attaka dan MKS
Field serta gas dari Process Plant di proses kembali di LEX Plant. Produk utama
dari LEX Plant adalah Propana dan Butana. Unit utama dari LEX Plant adalah
Demethanizer, Deethanizer, Depropanizer dan Debutanizer. Gas yang sudah
dikondisikan sebelumnya di proses awal LEX Plant, yaitu didingankan dan
dilakukan juga kompresi agas gas yang diterima menjadi cair. Kemudian gas cair
tersebut dimasukkan di Demethanizer.
Demethanizer adalah unit yang digunakan
untuk memisahkan metana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
dengan syarat methana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari
campuran tersebut. Pada Demathanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan
temperatur yaitu pada titik didih metana, sehingga hanya gas metana yang keluar
melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Deethanizer, namun
sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan metana yang masih
ada di gas cair ke Demethanizer sehingga gas cair yang masuk ke Deethanizer
sudah bebas metana.
Deethanizer adalah unit yang digunakan
untuk memisahkan etana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
dengan syarat ethana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari
campuran tersebut. Pada Deethanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan
temperatur yaitu pada titik didih etana, sehingga hanya gas etana yang keluar
melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Deethanizer, namun
sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan etana yang masih
ada di gas cair ke Deethanizer sehingga gas cair yang masuk ke Depropanizer
sudah bebas etana.
Depropanizer adalah unit yang digunakan
untuk memisahkan propana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
dengan syarat propana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari
campuran tersebut. Pada Depropanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan
temperatur yaitu pada titik didih propana, sehingga hanya gas propana yang
keluar melalui gas keluaran sedangkan gas cair diteruskan ke unit Debutanizer,
namun sebelumnya gas cair melalui unit Refluks untuk mengembalikan propana yang
masih ada di gas cair ke Depropanizer sehingga gas cair yang masuk ke Debutanizer
sudah bebas propana. Kemudian gas propana yang dihasilkan di dinginkan dan
dikompres untuk mengecilkan volumenya lalu disimpan di LPG Propane Storage
Tanks.
Debutanizer adalah unit yang digunakan
untuk memisahkan butana dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih
dengan syarat butana merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dari
campuran tersebut. Pada Debutanizer, dilakukan pemanasan gas cair dengan
temperatur yaitu pada titik didih butana, sehingga hanya gas butana yang keluar
melalui gas keluaran sedangkan gas cair (Pentana Plus / Alkana dengan jumlah
karbon > 4) diinjeksikan ke Crude Oil hasil pengolahan Process Plant
kemudian di simpan di Crude Oil Storage Tanks, namun sebelumnya gas cair
melalui unit Refluks untuk mengembalikan butana yang masih ada di gas cair ke
Depropanizer. Kemudian gas butana yang dihasilkan di dinginkan dan dikompres
untuk mengecilkan volumenya lalu disimpan di LPG Butane Storage Tanks.
Dari proses di LEX Plant, terdapat gas
residu yaitu berupa metana dan etana. Gas metana yang keluar dari unit
Demethanizer dan gas etana yang keluar dari unit deethanizer kemudian diproses
kembali di Compressor Station.
Compressor Station
Minyak bumi (Crude oil) yang diterima akan
diolah di process plant agar memenuhi spesifikasiyang diinginkan oleh pembeli.
Sebelum dikirim ke pembeli dengan menggunakan tanker, hasil pemrosesan di process
plant dikirim ke storage tank. Storage tank untuk minyak, selain digunakan
untuk minyak yang berasal dari process plant, juga digunakan untuk menyimpan
minyak milik Vico yang berasal dari lapangan Badak. Gas yang diterima akan diolah di LEX plant, dengan produk utama berupa butana
dan propane. Sebelum dikapalkan ke konsumen, propane dan butana ini disimpan di 4
buah sphere tank sevara terpisah. Hasil pengolahan LEX plant berupa pentane
plus diinjeksikan ke crude oil hasil pengolahan process plant. Sedangkan produk
methane dan ethane akan dikirimkan ke stasiun compressor gas. Selain minyak dan
gas, terdapat tangki penyiapan untuk condensate yang berasal dari Bontang (BRC/
Bontang Return Condensate).
Jika ada terdeteksi kebakaran, maka seluruh proses di
santan terminal ini secara otomatis akan berhenti secara otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar