Selasa, 02 Mei 2023

Mengulas Kontroversi Peran VAR dalam Menentukan Sah Tidaknya Kejadian di Lapangan

 

Mengulas Kontroversi Peran VAR dalam Menentukan Sah Tidaknya Kejadian di Lapangan

 

VAR (Video Assistant Referee) adalah teknologi baru dalam dunia sepakbola yang bertujuan untuk membantu wasit dalam menentukan keputusan saat terjadi kejadian penting di lapangan. Teknologi VAR ini diluncurkan pada tahun 2017 dan sejak saat itu, telah digunakan dalam berbagai pertandingan di seluruh dunia. Penggunaan VAR telah menjadi topik yang kontroversial dan banyak perdebatan di antara para penggemar dan pakar sepakbola.

 

VAR bekerja dengan cara merekam video dari berbagai sudut pandang lapangan dan memberikannya kepada tim VAR yang terdiri dari wasit dan asisten wasit yang berpengalaman. Tim VAR kemudian meninjau video tersebut dan memberikan saran kepada wasit di lapangan tentang keputusan yang harus diambil. Dalam banyak kasus, wasit di lapangan mengikuti saran dari tim VAR untuk menentukan apakah suatu kejadian sah atau tidak.

 

Peran utama VAR adalah untuk mengurangi kesalahan wasit di lapangan dan memastikan keputusan yang tepat diambil dalam situasi penting seperti penalti, gol, offside, dan pelanggaran. Dalam beberapa kasus, VAR telah membantu memutuskan hasil pertandingan dan memastikan keadilan di lapangan. Namun, VAR juga telah menimbulkan beberapa masalah dan kontroversi, terutama dalam hal kecepatan dan akurasi keputusan.

 

Salah satu contoh penting penggunaan VAR adalah di Piala Dunia 2018 di Rusia. Dalam pertandingan antara Prancis dan Australia, wasit memberikan penalti untuk Prancis setelah melihat VAR. Di situasi ini, striker Prancis Antoine Griezmann disenggol oleh bek Australia Joshua Risdon di dalam kotak penalti. Setelah meninjau video tersebut, wasit memutuskan bahwa Griezmann telah dijatuhkan dengan sengaja oleh Risdon dan memberikan penalti untuk Prancis. Akhirnya, Prancis memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 2-1.

 

Namun, tidak semua penggunaan VAR dapat diterima dengan mudah oleh para penggemar sepakbola. Beberapa penggemar dan pakar sepakbola merasa bahwa penggunaan VAR mengurangi kecepatan pertandingan dan memberikan kesempatan bagi wasit untuk mempertimbangkan keputusan mereka terlalu lama. Selain itu, beberapa kasus VAR yang dianggap kontroversial, seperti keputusan offside yang sangat tipis dan keputusan tentang pelanggaran yang tidak jelas, telah memicu perdebatan yang panjang di antara para penggemar sepakbola.

 

Kritik lain yang dilontarkan adalah bahwa VAR memberikan keunggulan bagi tim yang lebih besar dan lebih kaya karena mereka dapat membayar untuk menggunakan teknologi tersebut dalam latihan mereka dan mengembangkan strategi untuk mengatasi pengaruh VAR dalam pertandingan. Sementara itu, tim-tim kecil atau nasional yang lebih kecil mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk memanfaatkan teknologi VAR dengan efektif.

 

Di sisi lain, para pendukung VAR percaya bahwa teknologi ini dapat membantu menyelesaikan masalah dalam sepakbola,

Rabu, 04 Juni 2014

Aldehid dan Keton

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Aldehid dan keton merupakan dua dari kelompok senyawa organik yang mengandung gugus karbonil. Rumus umum aldehid dan keton adalah sebagai berikut :


           
Dari rumus umum diatas, dapat dikatakan bahwa suatu keton memiliki dua gugus alkyl (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid memiliki setidaknya satu atom H yang terikat pada karbon karbonilnya, gugus lain (R dalam rumus) dapat berupa alkyl, aril atau H. karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian dari sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari molekul yang lain. Walaupun aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, senyawa-senyawa ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dan air atau alkohol, karena adanya ini kelarutan aldehida dan keton dalam air sejajar dengan alkohol.
            Aldehida dan keton dapat dibedakan dengan cara mengoksidasinya dengan suatu zat pengokisidasi kuat, seperti kalium permanganate, kromat maupun pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens, Fehling ataupun Benedict. Aldehida akan dioksidasi menghasilkan suatu asam karboksilat. Sedangkan keton tidak dapat dioksidasi.
            Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk membedakan senyawa aldehida dan keton dengan cara uji Tollens dan Fehling. Pada aseton, fruktosa, glukosa, galaktosa, dan aldehida. Serta mengamati terjadinya reaksi atau tidak pada percobaan yang telah dilakukan.

1.2  Tujuan
-          Mengetahui perbedaan dan persamaan senyawa ladehida
-          Mengetahui terjadinya reaksi atau tidak pada percobaan yang dilakukan
-          Untuk mengetahui fungsi fehling AB dan tollens terhadap senyawa aldehida dan keton
























BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

            Aldehida dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk kedalam kehidupan sehari – hari. Senyawa – senyawa ini menimbulkan bau wangi pada banyak buah – buahan dan parfum mahal. Contohnya, sinamaldehida (suatu aldehida) menyebabkan au kayu manis (sinamon), dan siveton (suatu keton) yang digunkan untuk bau musky (menyengat, sumber asli dari semacam rusa) pada banyak parfum. Formaldehida merupakan komponen dari berbagai material dalam bangunan rumah. Keton testoteron dan estron banyak dikenal sebagai hormon yang menimbulkan ciri seksual. Selain itu, kimiawi aldehida dan keton berperanan penting dalam cara kita mencerna makanan dan bahkan dalam cara kita dapat melihat tulisan di halaman ini (kimiawi penglihatan). Jadi, apa itu aldehida dan keton ?
 


           



 







Aldehida dan keton dicirikan oleh adanya gugus karbonil, yang barangkali merupakan gugus fungsi paling penting dalam kimia organik. Aldehida memiliki sedikitnya satu atom hidrogen melekat pada atom karbon karbonil. Gugus sisanya dapat berupa atom hidrogen lain atau gugus organik alifatik atau aromatik. Gugus   –CH=O yang merupakan ciri dari aldehida sering disebut gugus formil. Pada keton, atom karbon karbonilnya terhubung dengan dua atom atau karbon lain. Akan kita lihat bahwa gugus karbonil muncul dalam banyak senyawa organik termasuk asam karboksilat.

 




1.1              Tata Nama Aldehida dan Keton
Dalam sistem IUPAC, akhiran penciri untuk aldehida ialah –al (dari suku kata pertama aldehida). Contoh berikut mengilustrasikan sistem ini :
 




           
Nama umum yang dituliskan dibawah nama IUPAC sering digunakan, sehingga anda harus mempelajarinya.
            Dalam sistem IUPAC, akhiran untuk keton ialah –on (dari suku kata terakhiran keton). Rantai dinomori sehingga karbon karbonil memiliki nomor terendah. Nama umum keton dibentuk dengan menambahkan kata keton pada nama gugus alkil atau aril yang melekat pada karbon karbonil. Dalam kasus lain, nama tradisional masih digunakan. Contoh berikut mengilustrasikan cara ini :
 




1.2              Beberapa Aldehida dan Keton yang sering dijumpai
-          Formaldehida, yaitu aldehida paling sederhana, dibuat secara besar – besaran melalui oksidasi metanol. Produksi dunia tahunan mencapai lebih dari 4 miliar kg. formaldehida berwujud gas (td – 21oc), tetapi gas ini tidak dapat disimpan dalam keadaan bebas karena akan mudah berpolimerisasi.
-          Asetaldehida mendidih didekat suhu kamar (td 20oc).
Senyawa ini dibuat terutama melalui oksidasi etilena dengan bantuan katalis paladium – tembaga. Sekitar setengah dari asetaldehida yang diproduksi setiap tahun dioksidasi menjadi asam asetat. Sisanya digunakan untuk produksi 1-butanol dan bahan kimia komersial lainnya.
-          Aseton, yaitu keton paling sederhana, juga diproduksi secara besar – besaran, sekitar 2 miliar kg setiap tahun. Metode yang paling sering digunakan untuk sintesis komersialnya ialah oksidasi propena, oksidasi isopropil alkohol, dan oksidasi isopropil.
-          Kuinon, merupakan golongan senyawa karbonil yang unik. Senyawa ini merupakan diketon terkonjugasi siklik. Contoh paling sederhana ialah 1,4 –benzokuinon. Semua kuinon berwarna dan banyak diantaranya berupa pigmen alami yang digunakan sebagai zat warna. Alizarin ialah kuinon berwarna jingga – merah yang digunakan untuk mewarnai mantel seragam merah tentara Inggris selama Revolusi Amerika. Vitamin K ialah kuinon yang diperlukan untuk pembekuan darah secara normal. (Harold, 2003)
1.3              Ttitik Didih
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar – molekul karena tidak adanya gugus hidroksil (-ON). Dengan demikian titik didihnya lebih rendah dibandingkan alkohol padanannya. Tetapi, aldehida dan keton dapat saling tarik melalui antaraksi polar – polar, sehingga titik didihnya lebih tinggi dibanding alkana padanannya.gaya tarik tersebut menjelaskan bahwa semua aldehida dan keton dalam tabel 4.3 berwujud cair atau padat pada suhu kamar, kecuali formaldehida, yaitu gas yang berbau menyengat.
1.4              Kelarutan Dalam Air
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar. Anggota deret yang rendah, yaitu formaldehida, asetaldehida, dan aseton, bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Semakin panjang rantai karbon, kelarutan dalam air semakin menurun ; bila rantai karbon melebihi lima atau enam karbon, kelarutan aldehida dan keton dalam aiar sangat rendah. Sebagaimana kita duga, aldehida dan keton larut dalam pelarut nonpolar.
1.5              Pembuatan Aldehida dan Keton
Oksidasi dan Reduksi Dalam Kimia Organik
            Dalam kimia organik, jumlah oksigen dan hidrogen yang melekat pada karbon menyatakan derajat oksidasi senyawa tersebut. Semakin sedikit hirogen pada ikatan karbon – karbon, semakin teroksidasi ikatan itu. Misalnya, etana (suatu alkana) dapat melepaskan hidrogennya menjadi etana (suatu alkana) dan kemudian menjadi etuna (suatu alkuna). Lepasnya hidrogen ialah reaksi dehidrogenasi. Panas yang tinggi dan katalis biasanya diperlukan agar reaksi dehidrogenasi berlangsung. Karena lepasnya setiap molekul hidrogen melibatkan lepasnya dua elektron, maka etana adalah senyawa yang paling kurang teroksidasi dan etuna adalah yang paling teroksidasi.
            Oksidasi dalam kimia organik juga berkaitan dengan jumlah dan derajat oksidasi oksigen yang melekat pada karbon. Misalnya, metana, yaitu hidrokarbon jenuh, dapat dioksidasi secara bertahap menjadi karbon dioksida dengan mendapat oksigen dan melepas hidrogen bergantian. Metana dioksidasi menjadi metanol, kemudian menjadi formaldehida, lalu menjadi asam format, dan akhirnya menjadi karbon dioksida. Dalam deret tersebut, karbon dioksida adalah yang paling teroksidasi atau paling kurang tereduski, sedangkan alkana adalah yang paling kurang teroksidasi
OKSIDASI ALKOHOL
            Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehida, dan alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton. Alkohol tersier tak dapat dioksidasi karena tidak ada hidrogen yang dapat dilepas dan karbon pembawa gugus hidroksi. Oksidasi alkohol primer pada suhu sekitar metanol dan etanol dengan menghangatkannya pada suhu sekitar 50oC dengan Kalium Dikromat (K2Cr2O7) dalam suasana asam menghasilkan formaldehida dan asetaldehida. Oksidasi lanjutan tidak menjadi masalah bagi aldehida yang bertitik didih rendah, seperti asetaldehida, karena hasilnya dapat langsung disuling dari campuran reaksi segera setelah terbentuk. Oksidasi alkohol sekunder 2 – propanol dengan menghangatkannya dalam kalium dikromat bersuasana asam menghasilkan aseton.
1.6              Deteksi Aldehida
Kimiawan memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehida dengan mengembangkan beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini. Hasilnya mudah dilihat. Uji yang paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens, Benedict, dan Fehling.
            UJI TOLLENS
Pereaksi Tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksidasi (Ag2O) pada suhu tinggi, ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks marut air dengan ion perak :
Ag+ + 2NH3                     [Ag(NH3)2]+
            Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Tollens, terbentuk asam karboksilat, dan pada saat itu ion perak. Contohnya, asetaldehida dioksidasi menjadi asam asetat. Perak biasanya mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi.
            Karena aldehida teroksidasi menjadi asam karboksilat, senyawa ini adalah pereduksi. Ion perak tereduksi menjadi logam perak; senyawa ini adalah pengoksidasi. Cermin sering dilapisi perak oleh pereaksi Tollens. Proses niaga menggunakan glukosa atau formaldehida sebagai pereduksi.
            UJI BENEDICT dan FEHLING
            Peraksi Benedict dan Fehling adalah larutan basa berwarna biru dari tembaga sulfat yang susunannya agak berbeda. Jika aldehida dioksidasi dengan pereaksi Benedict dan Fehling, diperoleh endapan tembaga oksidasi (Cu2O) yang merah cerah. Aldehida teroksidasi menjadi asam asetat ; ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu+.
            ALFA – HIDROKSI KETON
            Keton tidak teroksidasi oleh pengoksidasi ringan seperti larutan Tollens dan Benedict. Tetapi, keton yang mempunyai gugus karbonil melekat pada karbon pembawa gugus hidroksil, memberikan uji positif dengan pereaksi Tollens, Benedict dan Fehling. Senyawa ini disebut alfa-hidroksi aldehida dan alfa-hidroksi keton, dengan rumus umum :
 




    α-Hidroksi aseton                                         α-Hidroksi keton
(Wi Ibraham, 1981)


















BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1  Alat-alat
          -   Tabung reaksi
          -   Rak tabung reaksi
          -   Pipet tetes
          -   Water bath
          -   Gelas Bekker
          -   Penjepit Tabung reaksi
          -   Lampu Bunsen
3.1.2  Bahan-bahan
          -   CuSO4 0,1M
          -   NaOH 1M
          -   Fehling B 1M
          -   AgNO3 0,1M
          -   NH4OH 0,1M
          -   Aseton
          -   Fruktosa
          -   Glukosa
          -   Galaktosa
          -   Ekstrak Kelengkeng
          -   Aquades
          -   Ekstrak Tebu
          -   Madu
          -   Formaldehid
          -   Tissu
          -   Korek Api

3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1  Uji Fehling
          -   Dimasukkan 5 tetes Fehling A dan Fehling B kedalam tabung
        -   Ditambahkan 10 tetes bahan (Glukosa, galaktosa, sukrosa, ekstrak  kelengkeng, ekstrak tebu, madu)
          -   Dipanaskan ± 2 menit didalam water bath
          -   Diamati perubahan yang terjadi
3.2.3  Uji Tollens        
          -   Dimasukkan 5 tetes AgNO3 ke dalam tabung
          -   Ditambahkan 5 tetes NH4OH
          -   Ditambahkan 10 tetes bahan (Glukosa, galaktosa, sukrosa, ekstrak  kelengkeng, ekstrak tebu, madu)
          -   Dipanaskan ± 2 menit dalam water bath
          -   Diamati perubahan yang terjadi

















BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
Pengamatan
1. Uji Fehling
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 10 tetes Glukosa
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 10 tetes fruktosa
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 10 tetes galaktosa
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 10 tetes aseton
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 5 tetes ekstrak tebu
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 5 tetes ekstrak kelengkeng
- 5 tetes Fehling A + 5 tetes fehling B + 5 tetes madu

- Larutan berubah warna (awalnya biru) menjadi merah bata
-     Larutan berubah warna (awalnya hijau pekat) menjadi biru muda
-     Larutan tidak berubah warna (awalnya coklat) + endapan coklat
-     Larutan tidak berubah warna (awalnya biru)
-     Larutan berubah warna (awalnya biru pekat) menjadi hijau muda
-     Larutan berubah warna (awalnya biru) menjadi hijau pekat
-     Larutan berubah warna (awalnya hijau muda) menjadi hijau pekat
2. Uji Tollens
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 10 pipet aseton
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 10 pipet fruktosa
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 10 pipet galaktosa
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 10 pipet glukosa
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 5 pipet ekstrak tebu
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 5 pipet Ekstrak kelengkeng
- 5 tetes AgNO3 + 5 tetes NH4OH + 5 pipet madu

-          Tidak bereaksi, larutan tetap berwarna bening
-          Larutan berubah warna (awalnya kuning muda) menjadi hitam + endapan
-          Larutan tidak berubah warna (awalnya Coklat) + endapan
-          Larutan berubah warna (awalnya biru menjadi hitam
-          Larutan berubah warna (awalnya kuning) menjadi Hitam + endapan
-          Larutan berubah warna (awalnya hitam) menjadi coklat- Hitam + endapan
-          Larutan berubah warna (awalnya keemasan) menjadi Hitam pekat

4.2 Reaksi – reaksi
4.2.1 Uji Fehling
          - Fehling A
          CuSO4 + 2 NaOH                 Cu(OH)2 + Na2SO4
          Fehling A + Fehling B
 







Glukosa + Fehling AB

 











          Reaksi fehling AB dengan fruktosa
 










       Galaktosa + Fehling AB

Aseton + (Fehling A+B)



Sukrosa + Fehling AB
4.2.2 Uji Tollens
          AgNO3 + 2NH4OH                Ag(NH3)2OH + H2O + NO3- + H+
           Glukosa + Tollens
 







 Fruktosa + Tollens
 








 Galaktosa + Tollens





 Sukrosa + Tollens
 





 Aseton + Tollens
 



4.2          Pembahasan
Aldehida dan keton merupakan suatu senyawa  yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer, sedangkan keton dari alkohol sekunder. Aldehida dan keton mempunyai atom karbon yang membentuk ikatan rangkap 2 (-c=o) yang disebut gugus karbonil. Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus karbon, maka  senyawa itu adalah keton, sedangkan jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut termasuk golongan aldehida.
Prinsip percobaan kali ini yaitu suatu cara untuk mengidentifikasi suatu senyawa dengan menggunakan pereaksi Fehling AB dan pereaksi Tollens, sehingga senyawa tersebut bereaksi dtandai dengan adanya endapan merah bata yang terbentuk pada pereaksi Fehling dan cermin perak pada pereaksi Tollens.
Dalam percobaan kali ini, digunakan Fehling AB dan Tollens yang berfungsi untuk mengetahui senyawa glukosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, aseton, madu, ekstrak tebu dan ekstrak tebu merupakan senyawa yang termasuk aldehida atau keton. Apabila dalam uji Fehling dan Tollens menunjukkan menunjukkan perubahan berarti termasuk aldehida atau keton. Pereaksi Fehling atau Keton bekerja dengan mengoksidasi senyawa tersebut.
Pengertian pereaksi Tollens yaitu pengoksidasi yang ringan dan digunakan dalam uji ini adalah larutan basa dan perak nitrat larutan jernih tak bewarna, untuk mencegah pengendapan ion perak segolongan oksida (Ag2O) pada suhu tinggi ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk Tollens kompleks larut air dengan ion perak.
      Ag+ + 2 NH3       [Ag(NH3)2]+
Kegunaan Aldehid adalah sebagai berikut:
-          Untuk membuat formalin, yaitu larutan 40% formaldehida dalam cair.
-          Formaldehida untuk membuat insektisida, germisida
-          Formaldehida sebagai pembersih kertas, dan kapal.
Kegunaan keton adalah sebagai berikut:
-          Aseton digunakan sebagai pelarut untuk selulosa asetat
-          Aseton digunakan sebagai pembersih
-          Keton digunakan sebagai bahan pembuat parfum.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang terdapat pada percobaan kali ini adalah:
-          Penggunaan alat-alat laboratorium yang kurang bersih, sehingga reaksi yang dihasilkan kurang tepat
-          Ketidak telitian yang kurang dari praktikan sehingga praktikan tidak mengetahui berhasil atau tidaknya reaksi yang terjadi
-          Pemanasan yang kurang lama, sehingga reaksi yang terjadi belum sempurna.
Penggolongan karbohidrat apabila digolongkan berdasarkan proses hidrolisisnya terbagi menjadi tiga, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida dan monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, sebagaimana disakarida, monosakarida berasa manis, larut dalam air dan bersifat kristalis. Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (Triosa, Tetrosa, Pentosa, Hektosa, dan Heptosa) dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton.
Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua molekul monosakarida, yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara atom C, suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain. Contoh dari disakarida adalah maltosa yang merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum), maltosa tersusun dari molekul α-o-selulosa dan β-o-glukosa.





























BAB 5
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan Kimia Dasar II tentang Aldehid dan Keton yaitu:
-          Persamaan senyawa aldehida dan keton adalah sama-sama senyawa polar dan sama-sama terikat pada karbon karbonit, sedangkan perbedaanya adalah aldehida dapat dioksidasi dan menghasilkan suatu asam karboksilat, keton tidak dapat dioksidasi. Aldehida akan bereaksi dengan pereaksi Tollens dan Fehling, sedangkan keton tidak dapat bereaksi.
-          Pada percobaan ini, uji Fehling terhadap aseton, tidak terjadi reaksi, sedangkan uji Fehling terhadap glukosa, galaktosa, asetaldehida dan fruktosa menghasilkan endapan merah bata (bereaksi). Dan pada percobaan uji Tollens terhadap glukosa, galaktosa, asetildehida, dan fruktosa menghasilkan endapan cermin.
-          Fungsi Fehling AB terhadap senyawa aldehida dan keton ialah sebagai oksidator, sedangkan fungsi Tollens terhadap senyawa aldehida dan keton ialah sebagai reduktor.

5.2 Saran
Untuk percobaan selanjutnya sebaiknya dilakukan juga percobaan dengan menggunakan sampel disakarida seperti sukrosa dan meltosa agar dapat dibandingkan dengan monosakarida.





DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1992. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Hard, Harold, dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Wilbraham. 1981. Kimia Hayati. Bandung : ITB